Tuntaskan Rambut Lepek

Tuntaskan Rambut Lepek


Rambut lepek selalu menjadi masalah bagi perempuan yang memiliki tipe kulit kepala berminyak. Rasanya Anda sudah lelah harus keramas terus menerus agar terhindar dari momen baid hair day yang sering Anda alami.

Sebenarnya, ada beberapa cara yang dapat dilakukan untuk mengakali rambut lepek dalam sekejap. Berikut uraiannya:

1. Bedak tabur
Bukan rahasia lagi bedak tabur, khususnya bedak bayi dapat menjadi solusi untuk rambut lepek dalam sekejap. Bedak tabur saat ini masih menjadi solusi jitu dan praktis dalam mengatasi rambut lepek.

2. Gunakan sampo kering
Saat ini mulai bermunculan berbagai merek dry shampoo atau sampo kering yang dapat membersihkan rambut, tanpa keramas dengan air. Pilihlah jenis sampo kering yang cocok dengan jenis rambut Anda, dan kalau perlu mintalah rekomendasi pada teman yang pernah mencobanya.

3. Gunakan kertas tisu
Jika Anda tidak memiliki bedak tabur atau sampo kering saat dalam kondisibad hair day,cobalah ambil kertas toilet besar, yang biasanya digunakan untuk mengeringkan tangan, dan kemudian tekan-tekan pada kulit kepala Anda. Cara ini terbilang efektif untuk menambah sedikit volume pada rambut lepek.

4. Hindari keramas berlebihan
Terlalu sering keramas atau berlebih, sebenarnya malah memicu kulit kepala memproduksi lebih banyak minyak. Jadi, ada baiknya keramas dua hari sekali secara teratur, untuk membuat produksi minyak pada kulit kepala masih dalam kadar normal.

5. Aplikasikan kondisioner dengan benar
Untuk kulit kepala bertipe normal, kondisioner memang diaplikasikan dari akar sampai ujung rambut. Namun, untuk jenis kulit kepala berminyak, hindari mengaplikasikan kondisioner dengan cara tersebut. Sebaliknya, aplikasikan kondisioner pada 3/4 bagian ujung bawah rambut.

6. Jangan menyentuh rambut
Perempuan memiliki kebiasaan menyentuh rambut. Jika Anda memiliki tipe kulit kepala berminyak, kurangi kebiasaan tersebut karena akan membuat rambut jadi lebih cepat berminyak.
Penulis: Silvita Agmasari
Editor: Syafrina Syaaf
Sumber: BOLDSKY

Mengobati Jerawat,dengan Air Urine


Mengobati Jerawat,dengan Air Urine

Apakah Anda salah satu wanita yang telah mencoba berbagai perawatan serta produk kecantikan untuk menghilangkan jerawat, tapi tak kunjung berhasil? Sebaiknya, Anda luangkan waktu untuk menyimak uraian berikut.

Dalam bukunya yang bertajukIn Your Own Perfect Medicine,penulis Martha Christy mengatakan bahwa terapi air urine atau yang disebut dengan urotherapy mujarab untuk menghilangkan jerawat.

Menurut Christy,urotherapymemiliki akar sejarah dari Mesir kuno, Tiongkok, dan India. Dasar dari terapi ini adalah sifat antibakteri dan antijamur pada air urine yang dapat membantu meningkatkan kekebalan tubuh terhadap penyakit. Salah satunya adalah permasalahan pada kulit, termasuk jerawat.

Air urine kaya akan enzim, vitamin dan cairan, sehingga ketika dioleskan ke kulit dapat mengobati jerawat, eksim, psoriasis, dan infeksi jamur. Christy yang juga berprofesi sebagai konsultan nutrisi dan pengobatan alami, serta penulis penelitian medis menyarankan, Anda yang memiliki keluhan jerawat untuk meminum air urine sendiri.

Christy menceritakan bahwa terapi air urine pernah dilakukan oleh para perempuan Perancis pada abad ke-18 silam. Saat itu, perempuan Perancis rutin melakukan perawatan mandi dengan air urine demi memperoleh kulit yang cantik dan mulus.

Beberapa waktu lalu, penyanyi Madonna juga pernah mengklaim bahwa dirinya melakukan terapi serupa untuk mengobati dan mencegah penyakit athlete foot.

Pada The Telegraph, Rebecca Reid mengklaim bahwa menuangkan air seni pada krim wajah, kini menjadi tren kesehatan di Inggris. Dia menjelaskan bahwa temannya diberikan saran ini oleh penduduk lokal Ashram, India.

"Mereka menganjurkan kami untuk mencampurkan air seni ke pelembap wajah apapun yang kami gunakan. Aku hanya menaruhnya sedikit di pelembab Niveaku dan hasilnya menggagumkan. Kulitku jadi begitu lembut," terang Reid.
Penulis: Silvita Agmasari
Editor: Syafrina Syaaf
Sumber: Dailymail

Lagu Sedih Bisa Usir "Bad Mood"


Musik adalah sahabat bagi banyak orang untuk menemani beraktivitas, baik saat hati sedang merasa senang maupun sedih. Ketika suasana hati seseorang sedang kurang bagus terkadang mendengarkan musik bisa menjadi obat untuk memadamkan bad mood tersebut.

Terkadang ketika sedang bad mood,Anda bakal mendengarkan lagu-lagu ceria dengan tempo yang cepat untuk menimbulkan semangat. Namun, ternyata kebiasaan itu tidak benar, lho... Sebab, sebuah studi menyatakan jika sedangbad moodlebih baik mendengarkan lagu-lagu melankolis yang sesuai dengan suasana hati Anda.

Sebuah studi yang dipublikasikan pada bulan ini di PLOS ONE ,menyatakan bahwa lagu-lagu riang serta bertempo cepat, yang memiliki istilah upbeat tidak akan membuat hati Anda lebih gembira dan bersemangat. Sebaliknya, studi tersebut menunjukkan bahwa lagu-lagu sedih lebih ampuh dalam membantu pendengarnya mengumpulkan perasaan-perasaan positif.

Para peneliti dari Freie Universitat Berlin, Jerman, melakukan survei terhadap lebih dari 770 orang dewasa untuk mengerahui seberapa sering mereka mendengarkan musik dan situasi apa yang membuat mereka mendengarkan lagu-lagu sedih. Para peneliti juga menanyakan tentang tipe-tipe emosi yang ditimbulkan ketika mendengarkan lagu sedih, yang paling sering disebut adalah kelembutan, kedamaian, dan nostalgia.

Peneliti menemukan bahwa hal penting yang diperoleh dari mendengarkan lagu sedih adalah kemampuan untuk merasakan kesedihan tanpa harus berkaitan dengan kehidupan nyata. Jadi ketika lagu berakhir, Anda tidak akan merasakan kesedihan yang berlarut-larut. Kemudian, para partisipan juga merasakan perasaan empati yang lebih kuat setelah mendengarkan lagu sedih.

Data yang dihimpun para peneliti menunjukkan, kebanyakan orang menganggap lagu sedih lebih terasa nyaman didengarkan ketika sedang mengalami masalah dalam hubungan. Para partisipan juga mengaku, mendengarkan lagu sedih dapat membantu mereka mengatasi perasaan negatif dalam hati.
Jadi, mulai saat ini, jika Anda merasakan suasana hati sedang tidak baik, dengarkan lagu-lagu sedih. Siapa tahu setelah itu Anda merasa lebih baik.
Penulis: Sakina Rakhma Diah Setiawan
Editor: Syafrina Syaaf
Sumber: PLOS ONE